Pakaian
adat tradisional masyarakat Yogyakarta terdiri dari seperangkat pakaian yang
memiliki unsure-unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Kelengkapan berbusana tersebut merupakan ciri khusus pemberi identitas bagi
pemakaianyayang meliputi fungsi dan peranannya. Oleh karena itu, cara
berpakaian biasanya sudah dibakukan secara adat, kapan dikenakan, dimana
dikenakan, dan siapa yang mengenakannya.
Pada
masyarakat di Yogyakarta, fungsi pakaian cukup beragam, seperti pada masyarakat
bangsawan yang pakaiannya mempunyai fungsi praktis, estetis, religious, social,
dan simbolik. Sperti kain kebaya fungsi praktisnya adalah untuk menjaga
kehangatan dan kesehatan badan. Fungsi etetisnya adalah menghias tubuh agar
kelihatan lebih cantik dan menarik. Fungsi sosialnya adalah belajar menjaga
kehormatan diri seorang wanita, serta memakai stogen sekuat mungkin agar tidak
mudah lepas.
Bahan
yang dipakai adalah ada yang dari bahan katun, bahan sutera, kain sunduri (brocade),
nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis. Sedangkan, kebaya panjang lebih banyak
menggunakan bahan beludru, brokat, sutera yang berbunga maupun nilon yang
bersulam. Teknik pembuatannya ada yang ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup.