Jumat, 16 Januari 2015

Tugas Artikel

Pesawat AirAsia Diduga Di Dasar Laut Bangka

     Pesawat AirAsia yang hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) pagi diduga berada di dasar laut Kepulauan Bangka Belitung atau Selat Karimata dengan kedalaman antara 40 sampai 100 meter. Mulai pagi tadi proses pencarian dipusatkan di tujuh titik di kedua wilayah itu. Tim pencari yang terdiri dari berbagai unsur disebar ke titik-titik yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat AirAsia. Untuk mencapai lokasi badan pesawat, Badan SAR Nasional (Basarnas) membutuhkan bantuan pesawat tanpa awak atau drone bawah laut karena teknologi yang digunakan selama ini dinilai belum memadai untuk mencari tubuh pesawat hingga kedalaman tertentu.
    Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F.H Bambang Soelistyo mengatakan bahwa pihaknya memerlukan alat bantu tadi. Sementara saat ini SAR hanya memilki teknologi berupa marine dectator dengan sistem sonar. Sistem sonar spesifikasinya kurang tinggi untuk kedalaman laut tertentu", katanya. Sistem sonar yang digunakan Basarnas sekarang hanya bisa menentukan benda metal yang ada di bawah laut, tetapi masih diperlukan evakuasi. teknologinya kalah dengan kapsul bawah laut yang bisa turun hingga ke dasar laut. "Drone bawah laut itu bentuknya itu semacam robot yang bisa dikendalikan oleh manusia. Kita belum punya sama sekali alat itu," kata Bambang, Senin (29/12/2014).
         Sementara itu, Deputi Operasional Basarnas, Mayjen TNI Tatang Zainudin menyatakan, dalam proses pencarian  pesawat berjenis Aibus A320-200 pada hari kedua ini, akan difokuskan di area sebelah Timur Belitung serta Sampit bagian barat. "Sudah berada dalam sebelah timur Pulau Belitung dan catatan koordinatornya jelas, dan itu sudah disampaikan ke AU dan Al. Jadi, diantara sebelah timur Belitung terus Sampit barat itu cukup besar," ujarnya. 
         Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) pada pukul 06.17 WIB ini membawa 155 penumpang. Selain 138 penumpang dewasa ada 16 anak dan 1 bayi. Ada pula kru pesawat yang terdiri dari 2 pilot, 4 awak kabin dan 1 teknisi. Dalam pencarian pesawat tersebut, Basarnas sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, dan meminta didatangkan sejumlah alat untuk membantu pencarian. "Kita sudah melakukan koordinasi dengan KNKT, Angkasa Pura 1 dan 2, Dirjen Konsulat Kementerian Luar Negeri. Ini untuk mempercepat alat-alat pesawat yang dibantu kapal dari luar negeri yang akan masuk. TNI, mereka sudah siap untuk membantu mempercepat prosesnya," sambung Tatang.
         Selain itu, pihaknya akan menggunakan alat marine detector. Hal ini karena belum terdeteksinya sinyal Emergency Local Transmitter (ELT). "Kita punya marine detector. Bekerja dengan sistem sonar, kita bekerja dengan alat itu. TNI AL bekerja dengan alat penyapu ranjau, itu mendeteksi benda-benda logam. Cepat tidaknya, itu juga tergantung informasi awal," kata dia. Ia menambahkan, Basarnas akan mengupayakan secara maksimal untuk menemukan sinyal ELT. Persoalannya, kata dia, karena sinyal ELT ini juga tidak bisa ditangkap oleh negara tetangga. "Kalau impact, itu secara otomatis sudah bekerja. Kita punya sistem Local Unit Terminal (LUT). Kalau ELT bekerja, sistem kita bekerja. Tapi, sampai detik ini sistem kita tidak menangkap. Termasuk sistem dari negara sahabat," tandasnya.

Sumber : Harian Terbit
Jurnalis  : Fajar

Kutipan :

  • Mayjen TNI Tatang Zainudin (2014) menyatakan dalam proses pencarian  pesawat berjenis Aibus A320-200 pada hari kedua ini, akan difokuskan di area sebelah Timur Belitung serta Sampit bagian barat.
  • Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F.H Bambang Soelistyo (2014) mengatakan bahwa pihaknya memerlukan alat bantu tadi. Sementara saat ini SAR hanya memilki teknologi berupa marine dectator dengan sistem sonar. Sistem sonar spesifikasinya kurang tinggi untuk kedalaman laut tertentu
Catatan Kaki (Footnote) :
  • Fajar, Pesawat AirAsia Diduga Di Dasar Laut Bangka, (Jakarta:Harian Terbit, 2014), hlm 1 dan 15.